Ulat Gigi Penyebab Kerusakan Gigi, Mitos atau Fakta?

Breadcrumb

Selama berabad-abad, gagasan tentang “ulat gigi” telah menghantui imajinasi manusia sebagai penyebab utama kerusakan gigi. Bayangan makhluk kecil yang menggerogoti gigi dari dalam telah diwariskan dari generasi ke generasi. Namun, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan kedokteran gigi modern, pemahaman kita tentang asal-usul dan mekanisme kerusakan gigi telah berkembang pesat. 

Artikel ini bertujuan untuk mengupas tuntas mitos ulat gigi, menyajikan fakta ilmiah yang sebenarnya, serta memberikan wawasan mendalam mengenai penyebab, pencegahan, dan penanganan kerusakan gigi berdasarkan sumber-sumber ilmiah dan kesehatan terkemuka.

Ulat Gigi Mitos atau Fakta?

Mitos ini bertahan begitu lama karena rasa sakit gigi seringkali terasa seperti ada sesuatu yang “menggerogoti” di dalam gigi, dan pada saat itu, belum ada pemahaman yang memadai tentang bakteri dan proses pembusukan.

Kerusakan gigi sejatinya disebabkan oleh aktivitas bakteri di dalam mulut, bukan oleh ulat. Bakteri dalam plak gigi memfermentasi sisa-sisa makanan, terutama gula, sehingga menghasilkan asam yang melarutkan mineral enamel gigi. Hal inilah yang kemudian menyebabkan pembentukan lubang atau karies.

Penelitian-penelitian selanjutnya semakin mengukuhkan teori ini. Berbagai jenis bakteri, seperti Streptococcus mutans dan Lactobacillus, telah diidentifikasi sebagai pelaku utama dalam proses pembentukan karies. Bakteri-bakteri ini membentuk lapisan lengket yang disebut plak pada permukaan gigi. 

Ketika kita mengonsumsi makanan dan minuman manis atau bertepung, bakteri dalam plak menghasilkan asam sebagai produk sampingan metabolisme mereka. Jika plak tidak dibersihkan secara teratur, asam yang dihasilkan secara terus menerus dapat menyebabkan demineralisasi enamel gigi, sehingga akhirnya dapat terjadi kerusakan gigi.

Baca Juga: Apa Itu Plak Gigi dan Karang Gigi?

Proses Terjadinya Kerusakan Gigi (Karies)

Kerusakan gigi atau karies adalah proses demineralisasi progresif pada jaringan keras gigi (enamel dan dentin) akibat aktivitas metabolik bakteri dalam plak gigi. Proses ini umumnya terjadi secara bertahap dan melibatkan beberapa faktor, termasuk:

1. Keberadaan Plak

Lapisan lengket yang terbentuk pada permukaan gigi dan terdiri dari bakteri, sisa-sisa makanan, dan air liur.

2. Konsumsi Gula dan Karbohidrat Fermentasi

Ketika mengonsumsi gula dan karbohidrat, bakteri dalam plak gigi akan memfermentasi gula maupun karbohidrat menjadi asam. 

3. Produksi Asam

Asam yang dihasilkan akan menurunkan pH di permukaan gigi dan menyebabkan demineralisasi enamel.

4. Waktu

Proses demineralisasi membutuhkan waktu yang cukup lama dan terjadi berulang kali setelah konsumsi makanan atau minuman manis.

5. Kerentanan Gigi

Struktur dan komposisi mineral gigi setiap individu dapat berbeda, mempengaruhi kerentanannya terhadap karies.

6. Air Liur

KEkurangan air liur dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami karies gigi. Hal ini karena air liur berperan penting dalam menetralkan asam dan membersihkan sisa-sisa makanan dari mulut. 

Jika proses demineralisasi terus berlanjut tanpa adanya remineralisasi (pengembalian mineral ke gigi), maka akan terbentuk lesi karies atau lubang pada gigi. Jika tidak ditangani, karies dapat mencapai lapisan dentin yang lebih lunak, kemudian pulpa yang berisi saraf dan pembuluh darah, menyebabkan rasa sakit, infeksi, dan bahkan kehilangan gigi.

Baca Juga: Begini Karies Gigi Terparah pada Anak, Simak Cara Atasinya

Pencegahan dan Penanganan Kerusakan Gigi

Meskipun mitos ulat gigi telah terbantahkan, penting untuk tetap waspada terhadap ancaman kerusakan gigi. Pencegahan adalah kunci utama untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Beberapa langkah pencegahan yang efektif meliputi:

1. Menyikat Gigi Secara Teratur

Sikat gigi secara teratur sangat dianjurkan, yakni sebanyak dua kali dalam sehari. Sikatlah gigi selama dua menit dengan pasta gigi berfluoride untuk menghilangkan plak dan sisa-sisa makanan.

2. Menggunakan Benang Gigi (Dental Floss)

Flossing sekali sehari membantu membersihkan sela-sela gigi yang sulit dijangkau oleh sikat gigi.

3. Membatasi Konsumsi Gula dan Karbohidrat Fermentasi

Kurangi frekuensi dan jumlah konsumsi makanan dan minuman manis atau bertepung.

4. Berkumur dengan Obat Kumur Antiseptik

Obat kumur yang mengandung antiseptik dapat membantu mengurangi jumlah bakteri dalam mulut, sehingga dapat menurunkan risiko karies gigi.

5. Melakukan Pemeriksaan Gigi Rutin

Dokter gigi dapat mendeteksi karies pada tahap awal dan memberikan perawatan yang sesuai. Maka dari itu, seseorang sangat dianjurkan untuk memeriksakan giginya secara rutin ke dokter gigi sebanyak dua kali dalam setahun.

6. Perawatan Fluoride

Perawatan fluoride tambahan bisa saja direkomendasikan oleh dokter untuk memperkuat enamel gigi. Salah satu contoh perawatan ini adalah aplikasi fluoride varnish pada gigi.

7. Diet Seimbang

Konsumsi makanan yang kaya nutrisi, terutama kalsium dan fosfat, penting untuk kesehatan gigi.

Baca Juga: Kebutuhan Mahkota Gigi dan Implan untuk Lansia dengan Masalah Gigi

Jika kerusakan gigi sudah terjadi, penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah perkembangan karies lebih lanjut dan mempertahankan fungsi gigi. Pilihan perawatan tergantung pada tingkat keparahan karies dan dapat meliputi:

  • Tambal Gigi: Digunakan untuk mengisi lubang kecil hingga sedang pada gigi
  • Mahkota Gigi (Crown): Menutupi gigi yang rusak parah atau setelah dilakukan perawatan saluran akar
  • Perawatan Saluran Akar: Dilakukan jika karies telah mencapai pulpa gigi dan menyebabkan infeksi
  • Cabut Gigi: Pilihan terakhir jika gigi sudah tidak dapat dipertahankan lagi

Mitos tentang ulat gigi sebagai penyebab kerusakan gigi adalah warisan sejarah yang telah lama bertahan. Namun, ilmu pengetahuan modern telah dengan jelas menunjukkan bahwa kerusakan gigi disebabkan oleh aktivitas bakteri dalam plak yang menghasilkan asam dari sisa-sisa makanan, terutama gula. 

Memahami proses terjadinya karies dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat adalah kunci untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut sepanjang hidup. Pemeriksaan gigi rutin dan perawatan yang sesuai jika terjadi kerusakan gigi sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dan mempertahankan senyum yang sehat.

Jika mengalami masalah pada gigi dan mulut, periksakanlah ke Klinik Gigi PUTIH Dental. Kamu dapat menceritakan keluhanmu dan mendapatkan solusi yang sesuai dengan kondisi gigi dan mulutmu. Dokter gigi yang ramah dan berpengalaman akan menentukan perawatan gigi apa yang cocok dan tepat untuk kebutuhanmu. Selain itu, banyak promo yang bisa kamu nikmati sekarang juga!