
Sebagai orang tua baru, tentu wajar jika kita panik saat menemukan kondisi tak biasa pada tubuh bayi—termasuk ketika melihat adanya bintik putih kecil di gusi atau langit-langit mulutnya. Tak sedikit yang langsung mengira ini sebagai sariawan, infeksi jamur, atau bahkan gigi tumbuh dini. Namun, bisa jadi kondisi tersebut adalah Mutiara Epstein, yang sebenarnya tidak berbahaya dan umum terjadi pada bayi baru lahir.
Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini agar Parents tidak perlu panik saat menemui gejala serupa.
Apa Itu Mutiara Epstein?
Mutiara Epstein adalah benjolan kecil berwarna putih atau kekuningan yang muncul di langit-langit mulut (palatum) atau gusi bayi. Ukurannya sangat kecil, biasanya sebesar kepala jarum atau butiran pasir, dan muncul secara alami pada sekitar 60–85% bayi baru lahir.
Benjolan ini pertama kali diidentifikasi oleh seorang dokter anak bernama Alois Epstein pada abad ke-19, dan hingga kini dikenal dengan istilah “Epstein Pearls”. Kondisi ini tergolong normal, tidak menimbulkan rasa sakit, dan tidak memerlukan pengobatan khusus karena akan hilang dengan sendirinya.
Penyebab Munculnya Mutiara Epstein
Mutiara Epstein terbentuk saat proses perkembangan janin di dalam kandungan, khususnya saat jaringan lunak rongga mulut menyatu. Ketika dua sisi langit-langit mulut bayi bergabung selama perkembangan janin, sel-sel epitel dapat terjebak di dalamnya. Sel-sel inilah yang kemudian membentuk kista kecil berisi keratin (protein alami tubuh) yang muncul sebagai bintik putih.
Kondisi ini tidak berhubungan dengan infeksi bakteri atau virus, bukan akibat kebersihan mulut yang buruk, dan bukan tanda munculnya gigi.
Apakah Mutiara Epstein Perlu Diobati?
Jawabannya: tidak. Mutiara Epstein bersifat jinak dan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau bulan pertama kehidupan bayi, biasanya tanpa menyebabkan rasa sakit atau gangguan menyusui.
Benjolan ini tidak perlu ditekan, diobati, atau dihilangkan secara paksa, karena tindakan tersebut justru dapat melukai jaringan lunak mulut bayi dan menyebabkan infeksi. Dalam sebagian besar kasus, bayi dan orang tua bahkan tidak menyadari keberadaannya, karena benjolan ini tidak menyebabkan ketidaknyamanan apa pun.
Namun, apabila benjolan putih tampak membesar, terasa nyeri saat disentuh, atau disertai gejala lain seperti demam dan sulit menyusu, maka penting untuk melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis anak atau dokter gigi anak.
Baca Juga: Hati-Hati Radang Gigi Susu, Ganggu Pertumbuhan Gigi Anak
Hal yang Perlu Dilakukan Orang Tua
Meskipun Mutiara Epstein tidak berbahaya, orang tua tetap perlu memperhatikan beberapa hal berikut untuk memastikan kesehatan rongga mulut bayi tetap optimal:
- Jangan menggosok atau menggaruk benjolan: Biarkan benjolan menghilang secara alami. Menggaruk atau mencoba membersihkannya bisa melukai gusi bayi.
- Rutin membersihkan rongga mulut bayi: Gunakan kain kasa lembut dan steril yang dibasahi air matang hangat untuk membersihkan gusi dan lidah bayi, setidaknya dua kali sehari.
- Perhatikan tanda-tanda lain: Bila bayi tampak kesulitan menyusu, lebih rewel dari biasanya, atau tampak kesakitan saat mengisap, sebaiknya konsultasikan ke dokter. Bisa jadi ada kondisi lain yang menyertai.
- Jaga kebersihan tangan saat merawat bayi: Mengingat sistem imun bayi yang masih lemah, pastikan Anda selalu mencuci tangan sebelum membersihkan mulutnya atau menyusui.
Kapan Harus Konsultasi ke Dokter Gigi Anak?
Meskipun Mutiara Epstein pada dasarnya tidak memerlukan pengobatan dan akan hilang dengan sendirinya, konsultasi dengan dokter tetap penting dilakukan dalam beberapa kondisi tertentu. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa benjolan putih yang muncul memang tidak berbahaya dan bukan gejala dari kondisi medis lain yang lebih serius.
Baca Juga: Haruskah Anak Pakai Kawat Gigi?
Berikut adalah situasi-situasi yang perlu diwaspadai:
- Benjolan tidak hilang dalam 2–3 bulan
Umumnya, Mutiara Epstein akan menghilang dalam beberapa minggu hingga maksimal 3 bulan pertama usia bayi. Jika benjolan masih ada setelah waktu tersebut, sebaiknya segera diperiksakan untuk memastikan tidak ada kelainan lain pada jaringan mulut bayi. - Terdapat lebih dari 4–5 benjolan dengan ukuran besar
Meskipun Mutiara Epstein bisa muncul dalam jumlah lebih dari satu, jumlah yang terlalu banyak atau ukurannya yang tidak biasa bisa menjadi tanda bahwa benjolan tersebut bukan hanya kista keratin biasa. Dokter akan mengevaluasi apakah kondisi ini perlu tindakan lanjutan. - Bayi tampak merasa nyeri atau tidak nyaman
Salah satu ciri khas Mutiara Epstein adalah tidak menimbulkan rasa sakit. Jika bayi terlihat rewel, sering menangis saat menyusu, atau tampak kesakitan saat rongga mulutnya disentuh, maka bisa jadi terdapat kondisi lain seperti luka, infeksi, atau gigi tumbuh prematur. - Disertai dengan gejala seperti demam, ruam, atau sariawan meluas
Kehadiran gejala tambahan seperti demam atau ruam bisa menandakan adanya infeksi sistemik. Sementara sariawan yang meluas dapat menunjukkan infeksi jamur seperti oral thrush, yang berbeda dengan Mutiara Epstein dan memerlukan pengobatan antijamur. - Ada kesulitan menyusui atau mengisap botol
Jika bayi tidak bisa menyusu dengan nyaman, sering melepas puting atau dot, atau menunjukkan tanda frustasi saat menyusu, pemeriksaan rongga mulut sangat disarankan. Hambatan ini bisa disebabkan oleh gangguan pada jaringan mulut, bukan sekadar Mutiara Epstein.
Dalam kondisi-kondisi tersebut, dokter gigi anak akan melakukan pemeriksaan menyeluruh pada rongga mulut bayi, termasuk memeriksa tekstur, warna, lokasi, dan jumlah benjolan. Tujuannya adalah untuk membedakan antara Mutiara Epstein dan kondisi lain seperti:
- Oral thrush (infeksi jamur): Ditandai dengan bercak putih yang menyebar di lidah, pipi bagian dalam, dan langit-langit mulut. Biasanya disertai kemerahan dan nyeri.
- Gigi natal: Gigi yang sudah muncul saat bayi lahir atau dalam beberapa minggu pertama. Gigi ini bisa mengganggu proses menyusui atau menyebabkan luka.
- Kista erupsi atau kista gingiva lainnya: Kista jinak lain yang muncul di rongga mulut dan biasanya berhubungan dengan pertumbuhan gigi.
Dengan berkonsultasi ke dokter gigi anak, orang tua akan mendapat kepastian diagnosis serta panduan perawatan atau observasi yang tepat. Ini penting untuk menjaga kenyamanan dan kesehatan bayi sejak dini.
Menemukan bercak putih di mulut bayi memang bisa membuat orang tua merasa khawatir. Namun, penting untuk diketahui bahwa Mutiara Epstein adalah kondisi yang sangat umum, bersifat jinak, dan tidak memerlukan perawatan khusus. Dengan memahami bahwa ini bagian normal dari perkembangan rongga mulut bayi, Parents bisa merasa lebih tenang. Meski demikian, tetap penting untuk memantau kebersihan mulut dan pertumbuhan jaringan mulut si kecil secara rutin.
Jika Parents merasa ragu, atau ingin memastikan kondisi rongga mulut anak berkembang dengan sehat, jangan ragu untuk berkonsultasi langsung dengan dokter gigi anak. Untuk pengalaman yang lebih nyaman dan menyenangkan bagi anak, PUTIH Junior dari Klinik Gigi PUTIH Dental hadir sebagai layanan khusus anak dengan pendekatan yang lembut, suasana yang bersahabat, dan tenaga medis yang berpengalaman menangani pasien anak-anak.
Melalui PUTIH Junior, Parents bisa mendapatkan konsultasi pertumbuhan gigi, pemeriksaan struktur mulut sejak dini, serta edukasi kebiasaan perawatan mulut yang sesuai dengan tahapan usia anak. Semua dilakukan dengan fasilitas modern dan pendekatan yang menyenangkan agar si kecil tidak takut ke dokter gigi. Segera buat janji kunjungan ke cabang PUTIH Junior terdekat dan pastikan tumbuh kembang rongga mulut si kecil tetap sehat dan optimal sejak dini!