Retainer Gigi: Jenis, Manfaat, dan Prosedur Pemasangan

Breadcrumb

Saat ini ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk membuat tampilan gigi lebih rapi. Salah satunya dengan perawatan behel. Setelah perawatan behel selesai, dokter umumnya akan memasang retainer gigi.

Pemasangan alat ini dilakukan dengan tujuan menjaga gigi tetap dalam posisi yang benar. Dengan begitu, pemasangan kawat gigi bisa bertahan lama. Lantas, seperti apa prosedur retainer gigi? Untuk tahu lebih jelas mengenai apa itu retainer gigi, mulai dari fungsi hingga pemasangannya, simak di artikel PUTIH Dental berikut.

Apa Itu Retainer Gigi?

Dilansir Medical News Today, retainer gigi adalah alat khusus yang dibentuk sesuai struktur gigi seseorang. Umumnya, dokter gigi akan membuat alat ini untuk pasien yang telah melakukan tindakan ortodontik, seperti pemasangan kawat gigi.

Pemasangan retainer gigi bisa dibilang krusial. Pasalnya, alat ini dapat memengaruhi keberhasilan tindakan ortodontik yang dilakukan. Jika tidak mengikuti arahan dokter, hasil kawat gigi mungkin menjadi kurang maksimal.

Pada prosedurnya, setelah pemasangan kawat gigi selesai, pasien akan diminta untuk kontrol rutin. Saat itu, ahli ortodontik mungkin menyesuaikan retainernya apabila diperlukan.

Dokter mungkin membengkokkan atau memotong kabel demi kenyamanan pasien dan keberhasilan kawat giginya.

Jenis Retainer Gigi

Menurut Medical News Today, ada tiga jenis retainer gigi yang umum digunakan dalam perawatan ortodontik. Berikut uraian dari masing-masing jenis tersebut.

1. Retainer Permanent

Retainer ini terikat pada gigi secara permanen sehingga pasien tidak dapat melepasnya. Pemasangannya biasanya di belakang gigi dan menghadap ke lidah. Hal tersebut bisa jadi satu kelebihan karena retainernya tidak terlihat.

Sayangnya, alat ini dapat membuat pemakainya sulit menjaga kebersihan gigi dan mulut secara maksimal. Selain itu, karena posisi pemasangannya, retainer gigi permen berpotensi mengiritasi lidah.

2. Retainer Hawley

Retainer ini berupa plat kawat pada akrilik yang sudah dibentuk sesuai mulut pasien. Berbeda dengan jenis retainer sebelumnya, hawley bisa dilepas sehingga mudah dibersihkan dan nyaman digunakan.

Sayangnya, ukuran retainer hawley cukup besar sehingga membuat penggunanya sulit berbicara. Selain itu, kawatnya berisiko membuat gusi atau pipi bagian dalam sariawan.

3. Retainer Bening

Di antara ketiga jenis ini, retainer gigi bening merupakan yang paling populer. Retainer ini terbuat dari clear plastic yang bentuknya telah disesuaikan dengan susunan gigi pasien.

Menurut penggunanya, retainer bening terlihat lebih estetis daripada jenis lainnya. Selain itu, karena terbuat dari plastik, retainer ini tidak memengaruhi pengucapan dan lebih nyaman digunakan.

Kekurangannya, retainer gigi bening mudah patah dan warnanya dapat menguning. Pengguna pun mungkin kesulitan mengunyah karena gigi di rahang atas dan bawah tidak bisa kontak langsung.

Manfaat Retainer Gigi

Terlepas dari jenis yang ada serta masing-masing kekurangannya, penggunaan retainer gigi punya beberapa manfaat. Berikut di antaranya.

  • Menjaga posisi gigi. Setelah melakukan tindakan ortodontik gigi perlu menyesuaikan diri dengan posisi baru. Pada saat tersebut, otot, tulang, maupun jaringan gusi pun perlu beradaptasi dengan perubahan yang ada. Ini bisa dibilang sebagai masa krusial. Nah, apabila tidak menggunakan retainer pada waktu tersebut, maka gigi kemungkinan bisa bergeser kembali, melansir Cleveland Clinic.
  • Melindungi gigi dari gerakan lidah. Dr. Oliver dari Georgetown Orthodontic di Washington menyarankan pasien ortodontik untuk menggunakan retainer gigi. Pasalnya, alat ini bisa menahan gigi di posisi seharusnya.
  • Menghindari clenching. Setelah melepas kawat gigi atau berhenti menggunakan invisalign, beberapa orang masih terbiasa mengatupkan mulutnya ketika berbicara. Tanpa sadar hal tersebut bisa memicu clenching atau kondisi ketika rahang atas dan bawah saling menekan.

Prosedur Pemasangan Retainer Gigi

Prosedur pemasangan retainer gigi umumnya tergantung pada jenis yang digunakan. Dilansir Cleveland Clinic, berikut prosedur pemasangan dari dua jenis retainer gigi yang populer digunakan.

  • Prosedur pemasangan retainer gigi removable. Prosedur dimulai dengan melakukan pemeriksaan. Selanjutnya, dokter gigi akan membuat cetakan gigi menggunakan bahan khusus. Cetakan gigi tersebut kemudian ditempatkan di baki, lalu dipasangkan di gigimu untuk disesuaikan dengan bentuk dan susunannya.
  • Prosedur pemasangan retainer gigi permanen. Pada retainer gigi permanen, dokter akan menggunakan kawat logam untuk memastikan penempatan yang benar di gigi nanti. Dokter mungkin menggunakan lem khusus untuk memasang kawat di area gigi.

Retainer Gigi Dipakai Berapa Lama?

Terkait, retainer gigi dipakai berapa lama sebetulnya dapat berbeda tiap individu, tergantung pada perawatan yang dilakukannya. Apabila menggunakan retainer gigi permanen, maka pasien perlu menggunakan setiap waktu. Lantas, bagaimana dengan pengguna retainer lepas pasang?

Terkait hal tersebut, menurut Canadian Association of Orthodontists dalam Healthline, mereka menyarankan pengguna memakai retainernya hampir 24 jam per hari selama 4-6 bulan pertama. Walau demikian, retainer gigi ini boleh dilepas ketika kita makan.

Sementara itu, survei yang dilakukan pada 2010 menyebut bahwa ortodontis merekomendasikan agar pasiennya memakai retainer gigi selama 9 bulan, melansir Medical News Today.

Nantinya, setelah periode awal berlalu, pasien bisa menggunakan retainernya hanya pada malam hari. Di luar itu, umumnya ortodontis menyarankan pasiennya untuk menggunakan retainer selama 12 bulan penuh atau lebih.

Itulah ulasan lengkap mengenai apa itu retainer gigi yang perlu diketahui. Jika kamu melakukan perawatan ortodontik, maka alat ini wajib digunakan.

Terkait pemasangannya hingga harga retainer gigi bisa berkonsultasi terlebih dulu kepada dokter untuk mendapatkan rekomendasi terbaik. Kamu bisa membuat janji temu dengan dokter atau klinik gigi terbaik untuk melakukan prosedurnya, ya.