
Apa Itu maloklusi dan mengapa harus diwaspadai? Sayangnya, masih banyak orang yang belum mengenali kondisi ini dan efeknya. Dalam artikel ini, kita akan mengulas secara lengkap tentang maloklusi—mulai dari pengertian, jenis-jenisnya, penyebab, dampak jika diabaikan, hingga solusi perawatan yang bisa dilakukan.
Apa Itu Maloklusi?
Maloklusi merupakan kondisi ketidaksesuaian posisi gigi dan rahang. Maloklusi berasal dari bahasa Latin “malus” yang berarti buruk dan “occlusio” yang berarti penutupan. Secara harfiah, maloklusi berarti penutupan gigi yang tidak sempurna. Kondisi ini terjadi ketika gigi atas dan bawah tidak sejajar dengan baik saat menggigit, yang dapat disebabkan oleh faktor genetik, kebiasaan buruk, atau cedera. Tak hanya itu, maloklusi juga dapat memengaruhi fungsi pengunyahan bicara, serta estetika wajah, lho!
Jenis-Jenis Maloklusi dan Penyebabnya
Maloklusi terbagi ke dalam beberapa kategori berdasarkan bentuk ketidaksejajaran gigi dan rahang. Masing-masing kelas memiliki penyebab yang berbeda.
Kelas I – Gigitan Normal dengan Sedikit Ketidaksejajaran
Pada tipe ini, posisi rahang atas dan bawah sebenarnya masih tergolong normal, namun terdapat sedikit gangguan seperti gigi yang tumbuh saling bertumpuk atau miring. Kondisi ini bisa terjadi akibat faktor genetik, serta kebiasaan seperti terlalu lama menggunakan dot atau mengisap jempol saat kecil.
Kelas II – Overbite (Rahang Atas Terlalu Maju)
Apakah rahang atasmu terasa terlalu maju? Jika iya, maka kamu termasuk dalam golongan ini. Jika gigi atas terlihat jauh lebih maju dibandingkan gigi bawah saat menggigit, ini disebut sebagai overbite. Keadaan ini umumnya diwariskan secara genetik, namun juga bisa disebabkan oleh ketidakseimbangan perkembangan rahang atau kebiasaan buruk sejak usia dini.
Kelas III – Underbite (Rahang Bawah Terlalu Maju)
Pada kasus ini, rahang bawah terletak lebih menonjol daripada rahang atas, penyebabnya karena kurangnya perkembangan rahang atas, atau bahkan pertumbuhan yang berlebih pada rahang bawah. Tak hanya itu, genetika juga berperan besar. Maka dari itu apabila terus dibiarkan, underbite dapat mengganggu aktivitas mengunyah maupun berbicara.
Baca Juga: Rahang Bergeser, Apakah Bisa Diperbaiki?
Dampak Maloklusi Jika Tidak Ditangani
Maloklusi yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, antara lain:
1. Gangguan Pengunyahan dan Pencernaan
Susunan gigi yang tidak rapi menyulitkan proses penghancuran makanan di dalam mulut. Akibatnya, sistem pencernaan harus bekerja lebih keras, yang lama-kelamaan bisa menyebabkan gangguan pencernaan.
2. Masalah Bicara
Ketidaksejajaran antara rahang bisa memengaruhi pergerakan lidah dan bibir, sehingga menyulitkan seseorang untuk melafalkan kata-kata tertentu. Masalah seperti pelafalan cadel atau lisping bisa muncul.
3. Kerusakan Gigi dan Gusi
Maloklusi dapat mengakibatkan kerusakan pada gigi dan gusi. Bagaimana bisa? Kondisi rahang yang tidak sejajar memberikan ttekanan yang tidak merata pula pada gigi dan gusi. Selain itu, maloklusi juga dapat meningkatkan risiko gusi berdarah, hingga penyakit periodontal.
4. Nyeri Rahang dan Kepala
Ketegangan otot akibat posisi rahang yang tidak ideal bisa menyebabkan rasa nyeri yang menjalar ke kepala atau bahkan leher. Dalam beberapa kasus, gangguan pada sendi rahang (TMJ) pun bisa terjadi.
4. Dampak Psikologis
Penampilan gigi yang tidak proporsional bisa menurunkan rasa percaya diri, terutama di usia remaja. Hal ini bisa berkembang menjadi rasa minder, kecemasan, bahkan depresi.
Baca Juga: Behel Metal: Fungsi, Kelebihan, Kekurangan, Jenis dan Harga
Solusi dan Perawatan untuk Maloklusi
Perawatan maloklusi bertujuan untuk memperbaiki posisi gigi dan rahang agar berfungsi dengan baik dan estetis. Berikut beberapa solusi dan perawatan yang dapat dilakukan untuk membantu mengatasi maloklusi.
1. Behel Gigi
Behel gigi merupakan metode perawatan yang paling umum untuk mengatasi maloklusi dengan memberikan tekanan pada gigi untuk memindahkannya ke posisi yang diinginkan. Lama pemakaiannya dapat berbeda-beda pada setiap individu. Durasi pemakaian behel dapat dipengaruhi oleh tingkat keparahan maloklusi.
2. Aligner Transparan
Alat ini menyerupai pelindung gigi bening dan dapat dilepas pasang. Cocok digunakan pada kasus maloklusi ringan hingga sedang, serta menawarkan tampilan yang lebih estetis dibanding behel konvensional.
3. Headgear Ortodontik
Digunakan untuk mengoreksi posisi rahang, terutama pada kasus kelas II. Perawatan ini ditujukan untuk memberikan tekanan pada rahang, agar dapat memperbaiki posisinya. Umumnya, anak-anak dan remaja yang masih dalam masa pertumbuhan kerap mendapatkan perawatan ini.
4. Pembedahan Ortognatik
Jika kondisi maloklusi sudah tergolong parah dan tidak bisa diperbaiki dengan peralatan ortodontik biasa, maka pembedahan menjadi solusi. Prosedur ini melibatkan pemotongan dan reposisi tulang rahang agar dapat sejajar dengan baik.
5. Retainer
Penggunaan retainer dipakai setelah seseorang menjalani perawatan dengan behel atau aligner. Metode ini bertujuan menjaga posisi gigi agar tidak bergeser kembali. Retainer bisa berupa alat kawat atau berbentuk transparan.
Pentingnya Deteksi Dini dan Peran Dokter Gigi
Deteksi dini terhadap maloklusi sangat krusial agar penanganannya bisa dilakukan sedini mungkin, terutama pada anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Pada usia ini, struktur tulang rahang masih bisa dibentuk dengan lebih mudah menggunakan peralatan ortodontik seperti ekspander rahang atau braces.
Itulah mengapa konsultasi bersama dokter gigi menjadi penting, sebab mereka dapat lebih cepat mengenali tanda-tanda awal maloklusi. Prosedur perawatan pun tidak hanya sekadar membersihkan karang gigi atau mencabut gigi, tetapi juga untuk mengevaluasi susunan gigi dan perkembangan rahang. Deteksi dini dapat membantu dokter gigi lebih cepat dalam merujuk pasien ke spesialis ortodonti untuk evaluasi lebih lanjut.
Perawatan maloklusi dapat memberi manfaat bagi anak-anak maupun orang dewasa. Terlepas dari usia, memperbaiki maloklusi dapat meningkatkan kualitas hidup secara menyeluruh, dari fungsi mulut hingga kepercayaan diri.
Oleh karena itu, periksa gigi secara rutin sangat direkomendasikan, minimal dilakukan dua kali dalam satu tahun. Kamu dapat mempercayakan kesehatan gigi dan mulutmu kepada Klinik Gigi PUTIH Dental yang menyajikan pelayanan berkelas dengan harga affordable dan promo spesial. Yuk, segera konsultasi dan buat janji temu di lokasi Klinik Gigi PUTIH Dental terdekat, antara lain di Puri Kembangan, Jakarta Barat; Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara; dan yang terbaru, yakni di Cikajang, Jakarta Selatan.