Memiliki gigi yang rapi tentu menjadi dambaan bagi banyak orang. Namun, setiap manusia tentunya memiliki kondisi gigi yang berbeda-beda, salah satu di antaranya adalah gigi renggang. Kondisi ini mengacu pada hadirnya celah di antara gigi, umumnya di antara dua gigi depan. Kondisi ini biasanya tak berbahaya, tetapi dapat mengurangi rasa percaya diri.
Apa Itu Gigi Renggang
GIgi renggang, atau dikenal dengan istilah diastema, merupakan kondisi dimana terdapat ruang atau celah di antara gigi yang lebih lebar dari 0,5 milimeter. Celah ini dapat terbentuk di mana saja di dalam mulut, tetapi kadang-kadang terlihat di antara dua gigi depan atas.
Kondisi tersebut dapat ditemukan pada orang dewasa dan anak-anak. Akan tetapi pada anak-anak, celah ini hanya terjadi pada gigi susu dan dapat menghilang setelah gigi permanen mereka tumbuh. Diastema biasanya tidak berdampak negatif pada kesehatan mulut. Namun, dalam beberapa kasus, ini bisa menjadi gejala dari penyakit gusi.
Penyebab Gigi Renggang
Terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab gigi renggang. Pada beberapa orang, kondisi ini berhubungan dengan ukuran gigi dan ukuran tulang rahang mereka.
Celah dapat terbentuk ketika gigi seseorang terlalu kecil untuk tulang rahangnya. Akibatnya, jarak gigi menjadi terlalu jauh. Ukuran gigi dan tulang rahang dapat ditentukan oleh genetika, sehingga gigi renggang dapat menurun dalam keluarga.
Seseorang juga dapat mengalami diastema jika terdapat pertumbuhan berlebih pada jaringan yang membatasi garis gusi dan dua gigi depan atas. Pertumbuhan yang berlebihan ini menyebabkan pemisahan antara gigi ini, sehingga menghasilkan gigi renggang.
Kebiasaan buruk tertentu juga dapat memicu terjadinya celah di antara gigi, misalnya saja seperti anak-anak yang gemar menghisap ibu jari. Kebiasaan ini dapat membentuk celah karena gerakan menghisap memberi tekanan pada gigi depan, menyebabkan mereka tertarik ke depan.
Pada anak yang lebih besar dan orang dewasa, gigi renggang dapat terjadi akibat refleks menelan yang salah. Jika seharusnya lidah berada di langit-langit mulut saat menelan, sebagian orang justru menggerakkan lidah mereka untuk mendorong gigi depan. Hal ini mungkin tampak seperti refleks yang tidak berbahaya, tetapi terlalu banyak tekanan pada gigi depan dapat menyebabkan pemisahan.
Selain itu, gigi renggang juga dapat berakar dari adanya penyakit gusi, yang merupakan jenis infeksi. Dalam kasus ini, peradangan merusak gusi dan jaringan yang mendukung gigi. Hal ini dapat menyebabkan gigi tanggal dan menimbulkan celah di antara gigi. Tanda-tanda penyakit gusi ini di antaranya termasuk gusi merah dan bengkak, keropos tulang, gigi longgar, dan gusi berdarah.
Gejala Gigi Renggang
Satu-satunya indikasi dari gigi renggang adalah celah yang terlihat di antara gigi. Apabila gigi dan gusi dalam keadaan sehat, biasanya tidak akan ada gejala lain. Namun, jika gigi menjadi renggang karena penyakit gusi, maka orang tersebut mungkin mengalami rasa sakit dan ketidaknyamanan, terutama saat makan.
Gejala-gejala lain dari penyakit gusi tersebut dapat meliputi:
- Gusi berwarna merah terang
- Gusi bengkak dan lunak
- Gusi berdarah
- Gusi surut
- Bau mulut
Baca Juga: Tips Merawat Behel Gigi Dengan Benar
Cara Mengatasi Gigi Renggang
Gigi renggang yang tidak menimbulkan dampak berbahaya tidak diharuskan untuk menjalani perawatan gigi. Terutama jika celah tersebut muncul dari ketidaksesuaian antara ukuran gigi dan tulang rahang, atau jika disebabkan oleh hilangnya gigi sulung.
Namun, jika seseorang ingin menutup celah yang terdapat pada gigi renggang tersebut karena alasan estetika, dokter gigi dapat membantu menentukan perawatan gigi yang terbaik.
- Menggunakan Behel Gigi
Jika gigi renggang memiliki celah yang besar, behel gigi dapat digunakan untuk merapatkan gigi. Sebab, jika pada kasus yang ringan, dokter gigi biasanya dapat memperbaiki ggi yang renggang tanpa behel gigi.
Behel gigi dapat membantu memberi tekanan pada gigi, sehingga gigi dapat bergerak dan menutup celahnya dari waktu ke waktu. Pemakaian behel gigi akan dilakukan lengkap pada seluruh gigi, meskipun hanya ada satu celah gigi renggang. Hal ini karena jika kita ingin menggerakkan gigi apa pun, maka akan mempengaruhi seluruh gigi dan mulut.
- Melakukan Penambalan Gigi
Gigi renggang juga dapat diatasi dengan penambalan gigi menggunakan bahan komposit yang lembut untuk membantu menutup celah gigi. Dokter gigi akan mengaplikasikan komposit lembut langsung ke gigi. Kemudian bahan tersebut akan membentuk dan menyembunyikan ruang di antara gigi. Komposit akan menempel pada gigi dan terlihat, serta terasa seperti gigi asli setelah mengering.
- Menggunakan Veneer Gigi
Pilihan lain untuk memperbaiki celah gigi adalah veneer gigi. Prosedur ini melibatkan pembuatan lapisan bahan tipis (cangkang) yang dibuat khusus yang direkatkan ke bagian depan gigi. Bahannya sesuai dengan warna alami gigi, dan dapat menyembunyikan celah pada gigi yang renggang.
Jenis veneer yang berbeda termasuk porselen dan komposit, dan bahkan ada pilihan veneer yang dapat dilepas. Veneer gigi tahan terhadap noda, dan dapat disesuaikan dengan warna alami gigi, serta kecil kemungkinannya untuk terkelupas atau patah. Veneer gigi juga dapat bertahan selama 10 tahun atau lebih.
- Menggunakan Dental Bridge
Dental bridge menggantikan gigi yang hilang. Sesuai dengan namanya, alat ini secara harfiah “menjembatani kesenjangan”, termasuk gigi renggang. Dokter gigi dapat membuat jembatan khusus yang sesuai dengan warna gigi asli seseorang.
Keuntungan dari dental bridge adalah termasuk sebagai solusi yang terlihat alami untuk mengisi celah pada gigi renggang. Kemudian, dapat mengembalikan fungsi mengunyah dan berbicara. Dental bridge juga dapat mencegah gigi sekitar bergeser ke dalam celah yang ditinggalkan oleh gigi yang hilang.
- Melakukan Operasi pada Frenulum
Ketika gigi renggang disebabkan oleh frenulum labial yang terlalu besar, dokter gigi dapat merekomendasikan tindakan frenektomi, yaitu sebuah prosedur untuk menghilangkan jaringan yang berlebih.
- Menghentikan Kebiasaan Buruk
Selain melakukan berbagai prosedur perawatan, penting juga untuk menghentikan berbagai kebiasaan buruk yang dapat meningkatkan risiko terjadinya gigi renggang. Misalnya seperti mengisap jari, menggigit bibir bawah, hingga mendorong lidah ke depan ketika sedang menelan (tongue thrusting). Usahakan agar kebiasaan ini tidak berlanjut, sehingga risiko mengalami gigi renggang semakin rendah.
Baca Juga: Perbedaan Bleaching Gigi dan Veneer Gigi
Rekomendasi Dokter Gigi untuk Perawatan Gigi Renggang
Jika ingin melakukan perawatan untuk mengatasi gigi renggang, maka pastikan seluruh prosedurnya dilakukan oleh dokter gigi yang profesional dan berpengalaman. Salah satu klinik yang direkomendasikan adalah Klinik Gigi PUTIH Dental yang terletak di Puri Kembangan, Jakarta Barat dan PIK, Jakarta Utara. Selain fasilitas nyaman dan teknologi yang modern, klinik ini juga menghadirkan promo perawatan gigi spesial hanya untuk kamu. Yuk, segera buat janji temu!